MALOTT: PENCETUS REVOLUSI MENTAL ORANG CHINA DAN INDIA DI MALAYSIA?
ORANG CHINA DAN INDIA TIDAK DIBENARKAN MENGUMPUL HARTA DI MALAYSIA
TIDAK ADA PERUNTUKAN LANGSUNG UNTUK SEKOLAH CHINA
APATAH LAGI TOKONG MEREKA!
RUMAH ORANG CHINA DAN ORANG INDIA TIDAK DIBENARKAN LEBIH BESAR DAN LEBIH CANTIK DARIPADA ORANG MELAYU!
ORANG MELAYU SAHAJA YANG MEMPUNYAI GEDUNG PERNIAGAAN BESAR BEGINI
DI PULAU PINANG, GERAI ORANG CHINA YANG TERLETAK DI KAWASAN PEDALAMAN PUN DIROBOHKAN. RUMAH YANG TELAH MEREKA DUDUKI BERPULUH TAHUN LAMANYA DI ROBOHKAN OLEH KERAJAAN NEGERI YANG MEMERINTAH PULAU PINANG. TAPI GERAI MAKAN ORANG MELAYU YANG BERDERET DI TEPI-TEPI JALAN DI SINI TIDAK AKAN DIROBOHKAN SAMA SEKALI. KERANA APA? KERANA TERLALU KUATNYA RASIS BANGSA MELAYU! ORANG CHINA DAN INDIA TERUS HIDUP MEREMPAT DAN MENJADI PEMINTA SEDEKAH DI SINI!
RUMAH ORANG KAYA (MELAYU) DAN YANG PAPA (CHINA ATAU INDIA)
MALAYSIA ADALAH SATU-SATUNYA NEGARA YANG PALING RASIS. AMERIKA YANG MENGAMALKAN SISTEM PERHAMBAHAAN DAN MEMANDANG RENDAH PADA KULIT HITAM JUGA TIDAK SE RASIS ORANG MELAYU DI MALAYSIA.
CUBA BACA KOMEN INI YANG DIPETIK DARIPADA ARTIKEL MALOTT:
And to say that the Chinese are not allowed to participate in the social and economic structure is seriously painting things with a broad brush. Again - if this is really the case, like the black South Africans who were denied any economic slice of the country during the apartheid era - the Chinese in Malaysia would be destitute. There will be no Chinese ministers. No Chinese schools. No roads named after Chinese people who made it good. No Chinese man in the top 10 richest men in the country. And yet we have all Chinese schools, chinese chief minister, richest man in the country is Chinese, and many more! So I believe you are seriously playing the victim and exaggerating when you stated the first sentence in this paragraph. Have you ever looked up on which race that makes up the majority of the private economic sector? It's interesting that everyone always harps on the amount of the Bumis in government sector as opposed to the non Bumis but they always fail to mention the very small amount of Bumis participation in the big and lucrative private sector.
All I can say is that if you have the Pendatang mentality, then you will always be treated as Pendatang. Malaysia is best if you mingle and mix and be tolerant of everyone's cultures, including the Bumis. And that includes respecting the national language, school system and many more. If you migrate to America, you will learn English and learn the American way. By the 2nd generation your child would've spoken lovely English with lovely american accent, and probably scoff at you for being so 'Asian' as kids these days are wont to do. But you accept it because it is your adopted country. In Malaysia, not only some non Bumis refuse to speak or learn Malaysian language, they refuse to mingle with other races for fear of being converted or fear not being able to eat pork, or have perpetually bad impression of the Malays. There're some Malay politicians, bad apples that might justify this fear. But aren't there bad politicians everywhere? But the hate that I see on the net are targeted not just on the government, but also onto the people who have nothing do with the governing body - which made me think that sometimes it is deep set racism among these people, despite them calling other people racist! Which in turn made them unable to respect the national language, which associated with the Malay language nor respect the Malay culture, which because of the Malay majority and geographical history, is the basis for the culture in Malaysia.
All I'm saying is that why can't there be a fair and balanced view comprising of both the Bumis and non Bumis? and it is greatly unfair for you to play victim all the time as though you're being discriminated like the Ugyhurs in Xinjiang or like the Jews during Holocaust. THOSE are real discrimination. In your case it is a grudge caused by having the impression of not having more than you think you should have.
My own grandfather was an immigrant too from Java. But he integrated, learnt the language, adopted the culture and essentially, became Malaysian. I am glad for his wisdom, tolerance and patience, as well as his understanding that to start anew is sometimes to cast your past and allegiance to another country aside and pledge loyalty to the adopted new country. Not to start a 'country within a country'.
TERLALU IRONIK BUKAN?
SILA BACA JUGA ARTIKEL DARIPADA PENDITA
4 comments:
Sarcastic response(as your article) and Denial Mentality (as Umno leaders and also majority of communal Malays) are the best examples articles for failing racial relationship in Malaysia.
This is exactly why the other races are finding it hard to make Malays understand or work to improve ethnic relations.
Majority Malays with your opinion are usually:
i) lack appreciation for other cultures
ii)or None/few friends of other races
iii)or Grew up and studied in Malay area/school with very few opportunity to mingle, befriend and enjoy the friendship of other races.
iv)or First few generations of Indonesian who do not have the inter-racial bond.
v)or Does not need friendship of other races
vi)or believes Malay race and Muslim religion is supreme
viii)or Still considers other races belong to their country of origin, should return to their countries and leave the wealth of Malaysia for the Malays alone.
My many nice Malay friends who feel, understand and sympathetic of my problems and my minority race are:
i) those grown-up together with Chinese and Indians, did homework together, have had school lunch together, have visited each others house and parents, have participated in sports together, have sincerely wished greetings on festivals
ii) Or have been educated overseas, surrounded by more foreign faces than Malays, helped by other races to succeed in academics, have seen the miracle of cultural diversity, have seen the level of multi-faith integration.
Your article is not wrong, its correct for you and your like minded friends, it just short or appreciation for the feelings of the 'other' people.
anak sufi nak tanya satu perkara saja pada yang DARAH AKU TUMPAH DI MALAYSIA...jika anda benar mengaku rakyat Malaysia, mengapa perlu gunakan Bahasa Inggeris? Mengapa anda tidak menggunakan Bahasa Malaysia? Jangan anggap orang Melayu tidak semoden orang yang macam kamu! Kamu yang merasakan diri kamu pendatang itu sebab kamu takut dan rasa dan terancam sedangkan apa yang anak sufi tulis di atas mempunyai makna bahawa di Malaysia, tidak pernah berlaku penindasan pun pada orang china dan india. Yang banyak menindas adalah china DAP. lihat saja di PUlau pinang, berapa banyak rumah dan gerai melayu di robohkan? siapa yang rasis? Kami hanya menghormati orang china dan india yang menghormati budaya dan agama kami seperti prof khoo kay kim, lim siew tim, datuk lee lam thye dan dr ridhuan tee abdullah yang lebih memahami dan menghormati kami orang melayu. kami berkawan dengan orang china dan india yang menghormati kami. bukan macam kamu yang meletakkan melayu itu sebagai orang kuno dan penuh prejudis pada kamu. jika kamu cintakan malaysia, kamu perlu belajar menggunakan bahasa malaysia!
Salam,
Dalam membela nasib Melayu di bumi Melayu kita ini, kita semestinya bertindak rasis. Survival Melayu dalam persaingan dgn Cina di bumi kita ini hanya boleh dicapai melalui segala dasar dan program kerajaan Melayu yang berbentuk rasis. Kalau kerajaan bersikap “fair and square”, Melayu tetap akan kecundang dalam berbagai-bagai bidang, kita akan kecundang dalam bidang pelajaran dan sudah semestinya kita akan kecundang dalam bidang ekonomi.
Arwah Tun Razak adalah seorang pemimpin yang pragmatis, beliau sedar bahawa hanya dasar rasis sahaja yang boleh menjamin survival Melayu di bumi Melayu kita ini sendiri. Malangnya beliau dibunuh oleh Yahudi.
UMNO di bawah Mahathir, Pak Lah dan Najib, agen-agen Yahudi, sudah menyimpang jauh dpd dasar-dasar rasis yang diciptakan oleh Tun Razak dahulu – natijahnya tiadalah yang lain melainkan kehancuran kpd Melayu dalam seluruh bidang kehidupan.
Kini Melayu kecewa dgn UMNO. Melayu akan mencuba nasib dgn PR pula. PR bukan rasis Melayu, dasar PR adalah “fair and square” dan sudah semestinya PR akan membawa kpd kehancuran kpd nasib bangsa Melayu. Di bawah kekuasaan politik PR, Melayu akan tetap tercorot dalam segala bidang kehidupan. Sekali lagi kita akan kecewa.
Kita mengharapkan segala kekecewaan ini akan membawa kpd kesedaran dan keinsafan yang seterusnya akan menghasilkan tindakan-tindakan yang agresif dan militen di kalangan orang-orang Melayu terhadap PR. Pilihan kpd orang-orang Melayu pada masa itu nanti hanyalah untuk kembali kpd Islam, bukan lagi melalui pilihanraya, tetapi untuk kembali melalui Jihad Perang dan Revolusi!
Kerajaan demokrasi BN sekarang ini adalah kafir, zalim dan fasik. Begitu juga kerajaan PR nanti adalah kafir, zalim dan fasik. Allah memerintahkan kita agar kita melancarkan Jihad, Perang dan Revolusi ke atas kerajaan BN mahupun ke atas kerajaan PR (Baqarah 193, 251; Hajj 40). Jalan pilihanraya melalui demokrasi adalah jalan yang kafir yang dilarang oleh Allah (Fatir 10). Berperanglah wahai bangsaku, bukan di atas nama Melayu, kerana Melayu dan untuk Melayu, tetapi di atas nama Allah, kerana Allah dan untuk Allah. Inilah Jihad dan Perang yang diwajibkan oleh Allah ke atas kita untuk menegakkan kalimah Laailaahaillallah di bumi Melayu kita ini.
Wahai bangsaku! Bangkitlah dgn kalimah Laailaahaillallah untuk mewujudkan ketuanan Islam melalui Jihad, Perang dan Revolusi (Taubah 33). Dasar Islam terhadap orang-orang kafir tiadalah yang lain melainkan DISKRIMINASI agar kita dapat mewujudkan ketuanan Islam di bumi Melayu kita ini.
Allah memperingati kita sekiranya orang-orang kafir berkuasa dan mengatasi kita nanti mereka akan membunuh kita (Mumtahanah 2).
Jangan tertipu, bangkitlah untuk merealisasikan ketuanan Islam dgn Jihad, Perang dan Revolusi.
Sekian, terima klasih.
WAN SOLEHAH AL-HALBANI
Salam,
Saya mengatakan Melayu semestinya bersifat RASIS, tiada yang lain melainkan RASIS semata-mata. Teliti segala hujjah berikut :
Orang-orang kafir zimmi adalah orang-orang kafir yang menerima hakikat bahawa mereka adalah rakyat ‘KELAS KEDUA’ yang dikehendaki untuk sentiasa mengalah, tunduk dan menghormati umat Islam, agama Islam dan kerajaan Islam. Mereka dikehendaki untuk sentiasa mentaati dan mematuhi segala peraturan dan undang-undang yang dikenakan khas ke atas mereka sahaja seperti berikut :
1. Mereka tidak boleh mendirikan rumah-rumah ibadat yang baru selain daripada yang sedia ada sahaja;
2. Mereka tidak dibenarkan untuk membaik pulih rumah-rumah ibadat mereka yang telah dirosak dan dimusnahkan oleh orang-orang Islam;
3. Mereka tidak boleh menghalang orang-orang Islam daripada menumpang rumah-rumah ibadat mereka;
4. Mereka dikehendaki untuk membenarkan sesiapa sahaja daripada orang-orang Islam yang ingin untuk menduduki rumah-rumah mereka selama tiga hari dengan memberi layanan sebagai tetamu yang istimewa, dan seandainya tetamu Islam mereka itu jatuh sakit, mereka dikehendaki untuk membenarkan tetamu tersebut untuk menduduki rumah mereka lebih lama;
5. Mereka tidak boleh mengamalkan sikap permusuhan terhadap umat Islam atau untuk membantu musuh-musuh Islam;
6. Mereka tidak boleh menghalang kaum mereka daripada memeluk agama Islam;
7. Mereka hendaklah sentiasa mengalah, tunduk dan menghormati orang-orang Islam;
8. Mereka dikehendaki untuk membenarkan orang-orang Islam untuk menyertai apa-apa permesyuaratan walaupun yang berbentuk peribadi di kalangan kaum mereka;
9. Mereka tidak dibenarkan untuk memakai pakaian-pakaian yang sama dan serupa dengan pakaian-pakaian orang-orang Islam;
10. Mereka tidak dibenarkan untuk menamakan anak-anak mereka dan diri mereka dengan nama-anam yang sama dengan nama-nama Islam;
11. Mereka tidak dibenarkan untuk menunggang kuda-kuda mereka dengan pelana-pelana dan tali-tali kekang;
12. Mereka tidak dibenarkan untuk memiliki apa-apa senjata sekalipun;
13. Mereka tidak dibenarkan untuk memakai apa-apa bentuk cincin dijari-jari mereka yang berupa pengenalan diri, pangkat atau cop mohor;
14. Mereka tidak dibenarkan untuk menjual atau meminum minuman keras di khalayak ramai;
15. Mereka dikehendaki untuk memakai pakaian-pakaian yang khas dan berbeza yang bertujuan untuk menunjukkan kerendahan status mereka berbanding dengan orang-orang islam;
16. Mereka tidak dibenarkan untuk mempromosikan kebudayaan, adat istiadat dan cara hidup mereka kepada orang-orang Islam;
17. Mereka tidak dibenarkan untuk mendirikan rumah-rumah mereka berdekatan dengan sesatu komuniti umat Islam;
18. Mereka tidak dibenarkan untuk membawa mayat-mayat kaum mereka sehingga mendekati mana-mana perkuburan Islam;
19. Mereka tidak dibenarkan untuk mempamirkan cara mereka beribadat kepada orang-orang Islam dan mereka juga dilarang daripada meratapi orang-orang mati dengan suara yang kuat yang dapat didengar oleh umat Islam;
20. Mereka tidak boleh mengambil hamba Islam untuk mereka.
Inilah peraturan dan undang-undang yang khusus untuk ditaati dan dipatuhi oleh orang-orang kafir yang berada di bawah sistem pemerintahan Islam yang bermula pada zaman Rasulullah saw di Medinah dan kemudiannya diikuti di bawah Khulafa ar-Rasyidin dan seluruh pemerintahan Islam di bawah beberapa Khilafah Islam di Baghdad, di Mesir, di Sepanyol dan di bawah Khilafah Islam Turkey yang meliputi Eropah Timur. Inilah ertinya umat NOMBOR SATU di bumi kita ini seperti yang diperintah dan dikehendaki Allah!
Sekian, terima kasih.
Wan Solehah al-Halbani
Post a Comment